PERKULIAHAN di program S2 perlu didaur ulang agar suasana akademik berkesinambungan secara mantap. Satu di antara beberapa pilihan adalah mendaur ulang tugas mata kuliah. Hasilnya adalah artikel untuk prosiding seminar atau artikel untuk jurnal.
Era kompetisi ini perlu disambut secara cerdas dengan menjadikan sesuatu yang kita kerjakan memberikan manfaat yang luas. Keluasan itu dapat diraih bila tugas mata kuliah tidak sekadar dipersiapkan untuk memenuhi tugas dosen pengampu, akan tetapi melalui kegiatan proses belajar-mengajar mahasiswa dapat berkiprah untuk pengembangan pengetahuan secara nasional, bahkan secara global.
Tugas perkuliahan semacam tabungan awal yang bisa ditingkatkan keberuntungannya. Mereka yang memiliki tabungan tersebut diminta untuk “mengukur baju” sendiri, yakni mengukur menyempurnakan tulisannya lalu menakar untuk jurnal yang akan dimasukinya, seperti Sinta 1, 2, 3, 4, atau 5. Mahasiswa diminta untuk membandingkan kualitas artikel yang ditulisnya dengan judul artikel di jurnal yang akan dituju, yakni di atas, mirip (sama), atau kurang. Evaluasi diri tersebut amat penting untuk memprediksi potensi publikasi di jurnal tersebut.
Mengapa “mendaur ulang” limbah artikel perkuliahan? Menulis tidak serta-merta dapat diselesaikan secara cepat karena serangkaian kerja ilmiah harus dilalui. Beberapa artikel dari berbagai mata kuliah terbukti dapat dipublikasikan dalam jurnal. Mendaur ulang tugas perkuliahan lebih lebih efektif dan efisien jika dibandingkan memulai tulisan baru.
Dari daur ulang tulisan dihasilkan artikel publikasi berikut: (1) “Bentuk-bentuk Kebahasaan Melayu Pattani dalam Praktik Pidato BIPA dan Implementasinya sebagai Bahan Ajar” pada jurnal Pena: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, 9 (1); 99-115. P-ISSN: 2089-3973; E-ISSN: 2615-7705, https://online-journal-unja.ac.id/pena, (2) Pola Pikir Masyarakat Desa Dungpring dalam Melihat tayangan Televisi “Bedah Rumah” di GTV: Kajin Budaya Masyarakat Pedesaan, pada Jurnal Sosial Budaya, 16(1): 1-8; E-ISSN:2407-1684 http://ejournal.uin.siska.ac.id, (3) “Karakteristik Kebahasaan Teks Pidato Mahasiswa MPBI-UMS dan dan Implementasinya sebagai Bahan Ajar bahasa Indonesia” https://online-journal-unja.ac.id/pena, dan (4) ” Analisis Kesalahan Berbahasa Pidato Mahasiswa magister Pengkajian Bahasa Indonesia Universitas Muhammadiyah Surakarta yang Memerankan Diri menjadi Calon Kepala Daerah Kabupaten Blora” Jurnal Penelitian Humaniora, 19(2): 17-27, journals.ums.ac.id.
Keterampuilan (berbahasa) produktif seperti itu amat perlu ditingkatkan agar kerja individu sivitas akademika cepat tersosialisasi. Ini berarti ketika ada kegiatan seminar, mereka untuk “meramaikan” kegiatan itu dengan menjadi presenter.
Setelah memenuhi tugas perkuliahan, agar dihasilkan artikel kualitas, karya mahasiswa tersebut dipresentasikan dalam kegiatan RPPS, yakni “ Diskusi Mahasiswa dan Pendampingan Penulisan.” Bila demikian, artikel dari daur-ulang tugas tersebut sudah mendapatkan masukan tambahan, yakni dari diskusi mahasiswa yang melibatkan banyak angkatan dan dari pembimbingan dosen. Artikel menjadi lebih siap untuk dikirim ke jurnal. (AS, 19/10/2019).